Hakikat Karya Ilmiah
Pengertian tentang karya ilmiah.
Karya tulis ilmiah adalah suatu karya ilmiah yang bentuk, isi, dan bahasanya menggunakan kaidah-kaidah keilmuan, atau karya ilmiah yang dibuat berdasarkan pada kegiatan-kegiatan ilmiah (penelitian lapangan, percobaan laboratorium, telaah buku/ library research, dll.)
Tulisan disebut sebagai karya tulis ilmiah apabila:
1. Disertakan fakta dan data yang bukan merupakan khayalan ataupun pendapat pribadi.
2. Disajikan dengan bentuk ilmiah, obyektif atau apa adanya. Menggunakan bahasa
Karya ilmiah itu, berbeda dengan karangan biasa. Karangan adalah tulisan hasil ciptaan sendiri yang berasal dari gagasan, pendapat atau pernyataan seorang pengarang. Sedangkan karya ilmiah ditulis berdasarkan tulisan, karangan, pernyataan atau gagasan orang lain yang tidak merupakan fiksi atau fantasi
Ciri – ciri Karya Ilmiah
Dalam segi Penulisannya, karya ilmiah menggunakan bahasa ragam resmi, sederhana, dan lugas, serta selalu dipakai untuk mengacu hal yang dibicarakan secara objektif. Bahan dalam karangan disebut ilmiah apabila lafal, kosa kata, peristilahan, tata kalimat, dan ejaan mengikuti bahasa yang telah ditetapkan sebagai pola atau acuan bagi komunikasi, resmi, baik tertulis maupun lisan. Kesulitan utama dalam pembakuan bahasa Indonesia ialah dalam bidang ejaan dan peristilahan.
Menurut saya, kalimat-kalimat yang digunakan dalam sebuah karya ilmiah harus merupakan kalimat efektif. Kalimat efektif yaitu, kalimat yang disusun sesuai kaidah-kaidah bahasa yang berlaku yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada pada pikiran penulis.
Suatu karangan dari hasil
penelitian, pengamatan, ataupun peninjauan dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat
sebagai berikut :
1. penulisannya berdasarkan hasil penelitian;
2. pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta;
3. karangan itu mengandung masalah yang sedang dicarikan pemecahannya;
4. baik dalam penyajian maupun dalam pemecahan masalah digunakan metode
tertentu;
5. bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, dan cermat;
6. bahasa yang digunakan hendaklah benar, jelas, ringkas, dan tepat sehingga tidak
terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir.
Melihat persyaratan di atas, seorang penulis karangan ilmiah hendaklah memiliki
ketrampilan dan pengetahuan dalam bidang :
1. masalah yang diteliti,
2. metode penelitian,
3. teknik penulisan karangan ilmiah,
4. penguasaan bahasa yang baik.
Macam – macam Karya Ilmiah.
Dalam pembuatannya karya ilmiah mempunyai arti yang berbeda-beda dalam setiap kasus pembahasannya. Begitu pula penyebutannya. Saya menganggap semua ini adalah kumpulan karya ilmiah, namun mempunyai sisi yang lebih menarik dalam segi pembungkusannya. Mari kita lihat satu per satu macam-macamnya.
1. Kertas kerja
Kertas kerja ditulis untuk disampaikan kepada kelompok tertentu dalam suatu
pertemuan ilmiah, misalnya dalam seminar, simposium, lokakarya, konerensi atau
kongres. Di samping itu kertas kerja dapat juga ditulis untuk melengkapi tugas-tugas
pada mata kuliah tertentu.
2. Artikel
Artikel ditulis untuk pembaca tertentu, umpamanya untuk dimuat dalam majalah
ilmiah. Jika artikel ini ditujukan untuk orang awam, biasanya penyajiannya secara
populer dan dimuat pada
3. Skripsi, Tesis, dan Desertasi
Ketiga jenis karangan ilmiah ini ditulis untuk memperoleh pengakuan tingkat
kesarjanaan dalam suatu perguruan tinggi. Skripsi ditulis untuk memperoleh gelar
Sarjana, tesis untuk memperoleh gelar Master (S2), dan disertasi untuk memperoleh
gelar Doktor. Istilah skripsi sering disebut dengan istilah lainyaitu tugas akhir untuk
persyaratan memperoleh gelar Sarjana.
4. Laporan
Dalam dunia perusahaan dan instansi pemerintah, kegiatan menulis laporan
memegang peranan penting karena tindakan selanjutnya diambil berdasarkan laporan
yang diterima. Laporan itu ada yang ditulis dalam jangka waktu tertentu yang disebut
laporan periodek, dan ada juga yang ditulis berdasarkan kebutuhan dan permintaan.
Laporan ilmiah biasanya ditulis oleh staf ahli
Sikap Ilmiah
Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :
”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah.
Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain :
Sikap ingin tahu : apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiea; kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
Sikap kritis : Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan; Tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain; bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.
Sikap obyektif : Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.
Sikap ingin menemukan : Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru; kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif; selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
Sikap menghargai karya orang lain: Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
Sikap tekun : Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
Sikap terbuka : Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.
Lebih rinci Diederich mengidentifikasikan 20 komponen sikap ilmiah sebagai berikut :
Percaya akan kemungkinan penyelesaian masalah.
Selalu menginginkan adanya verifikasi eksprimental.
T e k u n.
Suka pada sesuatu yang baru.
Mudah mengubah pendapat atau opini.
Loyal etrhadap kebenaran.
Objektif
Enggan mempercayai takhyul.
Menyukai penjelasan ilmiah.
Selalu berusaha melengkapi penegathuan yang dimilikinya.
Tidak tergesa-gesa mengambil keputusan.
Dapat membedakan antara hipotesis dan solusi.
Menyadari perlunya asumsi.
Pendapatnya bersifat fundamental.
Menghargai struktur teoritis
Menghargai kuantifikasi
Dapat menerima penegrtian kebolehjadian dan,
Dapat menerima pengertian generalisasi
Selalu meragukan sesuatu.
Kesalahan dalam menulis Karya Ilmiah
Karena karya ilmiah harus bersifat penelitian, di mana setiap penulisannya harus sesuai dengan kaidah dan ketentuan yang berlaku sesuai apa observasi yang telah and teliti. Maka harus di tulis sesuai kalimat tata
(1) kesatuan gagasan atau kesepadanan, (5) kehematan,
(2) koherensi atau keterpaduan, (6) kevariasian,
(3) kesejajaran bentuk atau paralelisme, (7) kecermatan, dan
(4) ketegasan atau penekanan , (8) kelogisan atau penalaran.
Di atas tadi yang telah teman-teman baca adalah sedikit dari paparan saya mengenai Hakikat Karya Ilmiah. Tidak banyak yang saya kuasai, saya pun sedang dalam tahap pembelajaran. Mari sama-sama kita sebagai generasi muda, galangkan semangat membaca dan menulis karya-karya ilmiah, karya yang dapat di pamerkan di depan khalayak banyak. Agar terus termotisivasi dan timbul generasi-generasi yang lebih membanggakan..
Sumber-sumber yang saya pakai dalam punulisan :
http://hasanahworld.wordpress.com/2009/02/16/lokakarya-penulisan-karya-ilmiah/
http://edukasi.kompasiana.com/2010/02/10/kasus-plagiarism-dan-sikap-ilmiah/
0 komentar:
Posting Komentar